Jumat, 30 Mei 2008

sejarah e boso walik'an opo boso malangan

SEJARAH BOSO WALIKAN - KHAS AREMA
Di sudut kota, tepatnya di daerah Kidul Pasar, beberapa orang bergariswajah keras bergerombol. Mereka dari kalangan tukang parkir. Entah apa yangmereka bicarakan. Kadang dimengerti kadang tidak. Kalau diperhatikan,pembicaraan mereka sedang menghitung keuntungan parkir.Itu tampak dari beberapa perkataan mereka yang sesekali menggunakan bahasaJawa dicampur bahasa Malangan."Wah nek ngene, awak kadit unyap ojir. Lha adapes2 rotom iku podho kaditrayab blas nek parkir nang kene (wah, kalau begini, aku tidak punya uang.Lha sepeda motor-sepeda motor itu kalau parkir di sini tidak ada yangbayar)," kata Sukriman, salah seorang tukang parkir itu.Lain lagi para Aremania yang ternyata sudah membumi dengan bahasa Malangan.Penggunaan bahasa Malangan itu ternyata kerap digunakan. Ini menunjukkankebanggaan sebagai warga Malang. "Sekitar 80 persen Aremania menerapkanbahasa walikan. Kami malah bangga menggunakan bahasa Malangan ketika sedangtur mengikuti pertandingan Arema. Bahasa itu kami gunakan untuk memujiArema atau mengkritik tim lawan," kata Agus Kancil, ketua Korwil AremaniaKasin.Namun, kalau dicermati, ternyata ada bahasa yang khas istilah yang asliMalang. Seperti genaro (orang), ebes (orang tua), ojir (uang), raijo(uang), daroja (sepeda), dan sebagainya. Sedangkan yang lainnya, walikandiambil dalam bahasa yang sebenarnya Misalnya, kadit itreng (tidak ngerti),nakam (makan), nganal (laki-laki), kodew (perempuan), dan silup (polisi).Lalu, dari mana munculnya bahasa walikan ini?Pengamat sejarah dari Universitas Negeri Malang (UM) Dwi Cahyono menjelaskan,bahasa walikan yang kini sudah menjadi bahasa gaul tersebut sudah lamadigunakan para pejuang di masa sebelum kemerdekaan. Bahasa walikan sudah lamamenjadi sandi-sandi khusus para pejuang untuk berkomunikasi dengan para pribumi."Ini digunakan untuk mengelabuhi para penjajah di zaman Belanda.Sebab, dengan cara itu, ternyata lebih mudah menjalin hubungan dengan sesama pejuang," terang pengamat sejarah ini.Kini bahasa walikan sudah membaur jadi satu dengan bahasa Malangan. Bahkan,kini sudah menjadi trade mark warga Malang. "Bahasa Malangan kini sudahmenjadi bahasa gaul dari berbagai kalangan. Tidak hanya yang muda. Yang tuapun masih awet menggunakannya. Bahkan, bahasa walikan ini bisa mempererathubungan persaudaraan, " tutur Dwi.------------ --------- --------- --------- --------- --------- -Osob kiwalan kera ngalam (bahasa terbalik Arek Malang) berasal daripemikiran para pejuang tempo doeloe yaitu kelompok Gerilya Rakyat Kota(GRK). Bahasa khusus ini dianggap perlu untuk menjamin kerahasiaan,efektifitas komunikasi sesama pejuang selain juga sebagai pengenalidentitas kawan atau lawan. Metode pengenalan ini sangat penting karenapada masa Clash II perang kemerdekaan sekitar akhir Maret 1949 Belandabanyak menyusupkan mata-mata di dalam kelompok pejuang Malang.Mata-mata ini banyak yang mampu berkomunikasi dalam bahasa daerah dengantujuan menyerap informasi dari kalangan pejuang GRK. penyusupan initerutama untuk memburu sisa laskar Mayor Hamid Rusdi yang gugur pada 8Maret 1949 dalam pertempuran dukuh Sekarputih (Desa Wonokoyo sekarang).Seorang tokoh pejuang Malang pada saat itu yaitu Pak Suyudi Raharnomempunyai gagasan untuk menciptakan bahasa baru bagi sesama pejuangsehingga dapat menjadi suatu identitas tersendiri sekaligus menjagakeamanan informasi. Bahasa tersebut haruslah lebih kaya dari kode dan sandiserta tidak terikat pada aturan tata bahasa baik itu bahasa nasional,bahasa daerah (Jawa, Madura, Arab, Cina) maupun mengikuti istilah yang umumdan baku. Bahasa campuran tersebut hanya mengenal satu cara baik pengucapanmaupun penulisan yaitu secara terbalik dari belakang dibaca kedepan.Karena keakraban dan pergaulan sehari-hari maka para pejuang dalam waktusingkat dapat fasih menguasai 'bahas' baru ini. Sedangkan lawan dan parapenyusup yang tidak setiap hari bergaul dengan sendirinya akan kebingungandan selalu ketinggalan istilah2 baru. Maka siapapun yang tidak fasihmempergunakan osob AREMA ini pasti bukan dari golongan pejuang danpendukungnya, sehingga kehadiran para penyusup dapat diketahui dengan cepatserta rahasia komunikasi tetap terjaga.Karena bahasa ini sangat bebas dan longgar aturannya maka kemungkinanpengembangannya sangat luas untuk itu perlu disepakati beberapa istilahpenting dikalangan pejuang. Kesepakatan istilah ini diperlukan juga karenabanyak kata penting sulit untuk dibaca terbalik sehingga harus dicariistilah dan padanan yang sesuai namun mudah diingat oleh para pelakunya.Contohnya kata 'Belanda' dalam bahasa Jawa disebut 'Londho' yang cukupsulit dibaca terbalik, maka dicari istilah padanannya yaitu 'Nolo'.Demikian juga dengan 'Polisi' bukan menjadi 'Isilop' namun cukup 'Silop'.Kemudian untuk 'mata-mata' bila dibaca terbalik menjadi 'atam'. Namun untukmenentukan bahwa yang dimaksud dalam istilah tersebut adalah antek Belandamaka ditambahi kata 'keat' dari asal kata '****' yang dalam bahasa jawaberarti kotoran. 'Keat Atam' atau kotoran mata dalam bahasa jawa disebut'ketek' adalah sebutan yang pas untuk para penyusup ini.Begitu juga dengan nama peralatan perang seperti senjata genggam karenasulit menemukan istilah yang pas maka dipakai kode samaran 'Benduk' danuntuk laras panjang (dowo = panjang dalam bahasa Jawa) disebut 'bendukowod' atau disingkat 'owod' saja. Sedangkan untuk menunjuk masyarakat suku/ etnik tertentu disebut 'onet' untuk golongan Cina (asal kata 'cino' dalambahasa Jawa), 'arudam' untuk madura, 'arab' menjadi 'bara' dan seterusnya.Sedang untuk menyebut diri seseorang digunakan 'uka' = aku, 'ayas' = saya,'umak' = kamu, 'okir' = riko (kamu dalam bahasa madura).Sedangkan untuk menyebutkan sesuatu yang baik / bagus digunakan istilah'nez' dari asal kata bahasa arab 'zen'. Begitu pula dalam menyebut orangtua laki-laki (ayah, Bapak) orang arab biasa menyebut dengan 'abah' atau'sebeh' yang kemudian menjadi 'ebes'. Istilah 'ebes' kemudian menjadipopuler ditujukan sebagai gelar kehormatan tidak resmi kepada parakomandan, pemimpin atau pembesar dan pemuka masyarakat yang dituakan olehsegenap masyarakat Malang sampai sekarang.Suyudi Raharno pada September 1949 gugur disergap Belanda di suatu pagibuta dipinggiran wilayah dukuh Genukwatu (Purwantoro sekarang) walaupunkeadaan pada saat itu sedang gencatan senjata. Seminggu sebelumnya salahseorang kawan akrabnya yang turut mencetuskan 'osob kera ngalam' yaituWasito juga gugur dalam pertempuran di Gandongan (Pandanwangi) sekarang.Saat ini keduanya telah disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Suropati -Jalan Veteran Malang.Sumber : www.malang.net

suwun karo konco-konco artikle tak copy
nuwus sam

berita sing nyleneh

Siapa Ahmad Zainal Suparta?

TRIBUN JABAR/Ferri Amiril Mukminin
Ahmad zaini Suparta (tengah) mengaku memiliki dana triliunan rupiah
Jumat, 30 Mei 2008 07:21 WIB
NAMA Ahmad Zaini Suparta mendadak jadi sorotan setelah ia memasang iklan di sebuah surat kabar di Bandung dan menggelar pertemuan di Vila Bunga, Parongpong, Kamis (29/5).
Ia megaku memiliki uang Rp 18.000 triliun dan membuka diri untuk meminjamkan dana kepada siapa pun yang memiliki proyek di atas Rp 50 miliar. Terang saja, orang pun berbondong-bondong ke Vila Bunga.
Siapa sebenarnya Ahmad Zaini, dan dari mana ia memiliki uang sejumlah itu? Saat ditanya wartawan, berkali-kali Ahmad menjawab sebagai penegasan bahwa uang yang saat ini dimilikinya adalah uang warisan dari kedua orang tuanya yang diberikan kepadanya. Ia sendiri baru mengetahui mewarisi uang tersebut dua tahun lalu.
Suparta, almarhum ayahnya yang sudah meninggal berpesan agar jangan membuka sebuah map yang sudah dilakban sebelum dia meninggal. "Setelah ayah saya meninggal saya baru berani membuka map itu," kata Ahmad kemarin.
Ia terkejut bukan kepalang karena setelah membuka map itu, melihat ada beberapa lembar kertas yang menjelaskan tentang keberadaan uang tersebut beserta asal usulnya.
Ahmad mengisahkan, uang senilai 20 kali lipat APBN negara Indonesia yang diberikan ayahnya tersebut didapat dari hasil penjualan rempah-rempah ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Cina, dan Negara Eropa. "Ayah saya bisnis colateral," kata suami yang belum juga dikaruniai anak ini.
Ahmad menambahkan, ayahnya masih ada keturunan langsung dari Prabu Siliwangi ke 13 dan ibunya keturunan langsung dari Embah Jaya Perkosa kerajaan Galuh Pakuan. Ia sendiri mengaku dari Tasikmalaya. "Saya hanya ingin bangsa ini sejahtera," cetus Ahmad sambil tetap tidak mau menyebutkan satu persatu bank luar negeri yang menyimpan uangnya dengan alasan keamanan.
Saat ditanya apakah dengan acara roadshownya ke beberapa provinsi di Indonesia dengan tawaran yang menggiurkan kepada ratusan pengusaha ada kaitannya dengan politik, Ahmad menjawab datar bahwa acaranya tersebut adalah murni untuk rakyat dan saat ini ia hanya ingin berada di tengah, tidak ingin masuk ke dalam satu partai politik manapun. "Saya ingin berada di tengah, tidak masuk partai politik manapun," katanya sambil tersenyum.

Kamis, 29 Mei 2008

malangan

malang,...
malang,.......
malang iku asliku , nggene ndek endi aku di lahir no karo ibukku petang poloh siji tahun sing kepungkur.
mulai cilik sampe umur selawe aku urip nang malang , ndek endi selawase iku tak lakoni karo seneng -seneng lan ngerasakno urip khan uwenak , asyik , tentrem pokok e ..uwenak .
umur nemlikur aku handip nang tangerang , golek penggawean sempet seh ngagangur mek rong minggu trus ditrimo kerja nang pabrik sepatu . lumayan kuat sampek setahun setengah ,....trus sak iki aku kerjo nang bidang transportasi (forwarder) sampe sak iki lek diitung-itung wis lebih limolas tahun aku ijdrik nang kene.

ayas wis omah-omah ambek bekas amprinku , kana durung duwe .
lek hamurku nang daerah pamulang aku ngenggeni mulai taon rongewu , gak popo masio nyicil sing penting ..alhamdullilah duwe omah dewe.

sak mono ae sek..........
mene tak tulis liyane mane.

suwun,